Dunia pendidikan kembali dikejutkan dengan kabar duka yang sangat memprihatinkan. Dua pelajar dilaporkan tewas setelah mengonsumsi minuman keras (miras) oplosan. Kejadian tragis ini menjadi pengingat pahit akan bahaya laten penyalahgunaan alkohol, terutama di kalangan remaja dan pelajar yang seharusnya menjadi harapan bangsa. Insiden ini bukan hanya kehilangan bagi keluarga dan sekolah, tetapi juga menjadi alarm bagi seluruh elemen masyarakat tentang perlunya pengawasan dan edukasi yang lebih ketat terkait bahaya miras.
Kronologi kejadian pilu ini bermula dari sebuah pesta atau perkumpulan yang melibatkan beberapa pelajar. Dalam suasana yang seharusnya menjadi ajang keakraban, minuman keras oplosan justru menjadi pemicu malapetaka. Kandungan zat berbahaya dalam miras oplosan yang tidak terukur dan seringkali dicampur dengan bahan-bahan beracun dengan cepat merusak organ tubuh kedua pelajar tersebut. Meskipun sempat mendapatkan pertolongan medis, nyawa keduanya tidak dapat diselamatkan.
Kejadian ini bukan kali pertama terjadi di Indonesia. Berita tentang korban tewas akibat miras oplosan seringkali menghiasi media massa. Ironisnya, korban seringkali adalah generasi muda yang seharusnya memiliki masa depan yang cerah. Fenomena ini menunjukkan bahwa kesadaran akan bahaya miras, terutama miras oplosan, masih sangat rendah di kalangan pelajar dan remaja. Kurangnya informasi yang tepat dan pengawasan dari lingkungan sekitar menjadi faktor utama penyebabnya.
Peredaran miras ilegal dan oplosan yang tidak terkontrol menjadi masalah serius yang perlu ditangani secara komprehensif. Aparat penegak hukum perlu bertindak tegas terhadap produsen dan penjual miras ilegal yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, peran aktif dari masyarakat, termasuk keluarga, sekolah, dan tokoh masyarakat, sangat dibutuhkan dalam mencegah penyalahgunaan miras di kalangan pelajar.
Sekolah sebagai institusi pendidikan memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan edukasi tentang bahaya miras. Program penyuluhan dan sosialisasi tentang dampak negatif alkohol terhadap kesehatan fisik, mental, dan masa depan perlu diintensifkan. Selain itu, penting juga untuk membangun lingkungan sekolah yang kondusif dan memberikan kegiatan positif sebagai alternatif bagi siswa.
Peran orang tua juga tidak kalah penting. Komunikasi yang terbuka dan pengawasan yang melekat terhadap pergaulan anak menjadi kunci pencegahan.